Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Lebanon Kembali Diguncang, Gedung Ikonik Karya Arsitek Zaha Hadid Dilalap Api

Api yang melalap gedung ikonik rancangan Zaha Hadid menjadi insiden kebakaran ketiga setelah Beirut diguncang ledakan dahsyat pada 4 Agustus lalu (Foto : Arab News)

BEIRUT, LEBANON
- Setelah dilanda ledakan dahsyat, Beirut kembali diguncang insiden anyar. Laporan pun menunjukkan bagaimana gedung ikonik rancangan arsitek ternama dunia, Zaha Hadid hangus dilalap api.

Mengutip Arab News, gedung pusat perbelanjaan rancangan Hadid di Beirut terbakar tepat pada Selasa (15/9) hari ini.

Disebutkan pula bahwa insiden terjadi ketika pihak berwenang tengah mengadakan perbaikan pada gedung. Pasalnya, gedung Hadid dikatakan ikut terkena dampak ledakan pelabuhan Beirut Agustus lalu.

Video hingga gambar yang beredar juga menunjukkan dengan jelas bagaimana gedung berbentuk kubah dijilati api besar. Selain itu, puing-puing gedung yang terbakar juga terlihat berguguran ke tanah. Asap hitam pekat juga tampak jelas mengepul di bagian sisi gedung.

Sementara itu, pihak terkait menjelaskan bahwa pada saat kejadian, api sebenarnya dalam skala besar. Selain itu, disebutkan pula bahwa sebagian besar api melalap bagian luar gedung yang berbahan fiberglass dan resin.  Namun, berkat tanggapan cepat dari petugas pemadam kebakaran, api bisa segera dijinakkan.

"Apinya besar, tetapi petugas pemadam kebakaran dengan cepat merespons dan mampu mengendalikannya, mencegahnya menyebar lebih jauh," ucap Letnan Satu (Lettu) Michel Al-Murr, dari Brigade Pemadam Kebakaran Beirut.

Kemudian terkait dengan penyebab pasti kebakaran, pihak berwenang mengaku masih berupaya melakukan penyelidikan. Terlepas dari masalah pemicu kebakaran, insiden dilaporkan nihil korban jiwa. Pun sejauh ini, belum ada laporan terkait dengan korban terluka.

Meski begitu, kebakaran gedung Hadid di kawasan pasar Beirut telah berhasil memicu keresahan warga. Terlebih, karena Beirut tengah berupaya merevitalisasi kota setelah diguncang ledakan pada 4 Agustus yang menewaskan 190 orang.

"Mengerikan. Sulit dipercaya. Setiap hari kami punya masalah," ujar salah Joe Sayegh (48).

Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik perusahaan baja yang mengerjakan implementasi desain muka bangunan, Abdul Rahman Sultan. Sultan bahkan menambahkan bagaimana kerugian gedung akibat kebakaran telah berkali lipat karena dampak ledakan pelabuhan Beirut.

"Bangunan itu (sudah) rusak parah akibat ledakan 4 Agustus. Nilai kerusakannya mencapai USD 7 juta (Rp103,7 juta), dan dengan kebakaran ini, kerusakannya pasti berlipat ganda," ucap Sultan.

Selain itu, Sultan juga menjelaskan bahwa gedung rancangan arsitek Irak-Inggris tersebut sebenarnya belum selesai. Dengan cobaan yang selalu menghampiri Beirut, Sultan pun terlihat sanksi dengan kelangsungan nasib gedung Hadid.

"Seharusnya selesai pada 2019, tapi kejadian buruk terus berlanjut di pusat Kota Beirut, tanggal pembukaannya tertunda. Sekarang, saya ragu itu akan dibangun lagi mengingat kerugian yang dimiliki," sambung Sultan.

Keluhan Sultan dan Sayegh memang masuk akal. Pasalnya, insiden kebakaran Selasa hari ini adalah kebakaran besar kedua di Beirut usai ledakan Agustus lalu. Seperti diketahui, pada Kamis (10/9) pekan lalu, api juga mengobrak-abrik sebuah gudang di area pelabuhan Beirut.

Padahal, gedung tersebut dilaporkan berisi bantuan, termasuk makanan hingga minyak goreng.