Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Tohir, (Foto: net)
JAKARTA - Sejak diberlakukannya PSBB Jakarta oleh Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan pada Senin (14/9/2020) kemarin, pemerintah hari
ini Selasa (15/9/2020) gencar melakukan operasi yustisi di berbagai
daerah.
Terkait hal tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus
Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Erick Tohir, akan untuk memperketat kedisiplinan warga terkait
penerapan protokol kesehatan.
"Operasi yustisi jangan disalahartikan represif. Ini akan diprioritaskan
pada masyarakat, karena jumlah OTG (orang tanpa gejala) banyak,"
katanya, Selasa (15/9/2020).
Ia juga menilai orang yang positif Covid-19 dengan status OTG akan
sangat membahayakan terhadap orang lainnya, bahkan kata Erick bisa
mengakibatkan fatality.
"OTG ini bisa mengakibatkan fatality (kematian) kepada masyarakat yang punya kondisi comorbid," ujar Eri
Langkah itu untuk menghindari terjadinya gelombang kedua Covid-19. Dia
bilang, protokol Covid-19 harus jadi prioritas karena pemerintah tidak
ingin adanya second dan third wave yang dapat mengganggu kehidupan
masyarakat.
Erick juga kembali menyinggung perihal pelaksanaan pemilihan kepala
daerah (pilkada) serentak yang direncanakan digelar pada Desember
mendatang. Terkait itu, Erick sudah mengeluarkan pernyataan keras
mengenai penerapan protokol kesehatan di saat pelaksanaan pilkada.
"Kita kemarin undang calon-calon (kepala daerah), kita buat statement
keras. Pilkada sukses, Covid-19 gagal, itu kegagalan calon pemimpin,"
katanya.
Dirinya juga mengaku menyediakan tempat untuk melakukan isolasi terhadap pasien yang positif Covid-19.
"Kita juga siapkan isolasi pada OTG yang kebetulan juga perumahannya
tidak memadai. Di Jakarta ada wisma atlet. Di tempat lain kita cari
hotel-hotel," pungkasnya.